Jumat, 12 Desember 2008

GELAR HAJI

Gelar Haji

Predikat yang satu ini memang tidak harus memenuhi mata kuliah layaknya di kampus. Gelar Haji dan Hajjah memang dipakai bagi mereka yang telah menyelesaikan dan menunanikan rukun islam yang ke lima yaitu Haji. Tidak hanya dana, yang dikeluarkan untuk mendapatkan gelar Haji tapi juga waktu dan dana lainnya yang mensupport orang naik haji. Tahun ini 1429 H atau 2008 M sekitar 210 ribu orang Pemerintah RI memberangkatkan jamaah Haji indonesia, sekaligus jumlah ranking 10 besar di banding negara lain.
Tak soal gelar tapi haji menjadi ritual tahunan bagi masyarakat kelas menengah keatas. Haji membutuhkan dana sekitar 30 juta di luar dana, persiapan, tamabahan uang saku untuk pembelian sovenir dan biaya lainnya. Namun jika berangkat haji melalui ONH Plus maka tak sedikit kocek yang dikeluarkan oleh jamaah lebih dari 45 juta yang harus dikeluarkan. Efek dari maslaha ke hajian adalah banyak yang diuntungkan, mulai dari Perbankan penggguna jasa hai, tarnsportasi, pelayanan penerbangan, pedagang kaki lima dan lainnya. Dilihat dari nilai rupiah uang yang berputar pada satu kali musim haji adalah 7 trilyun rupiah.Angka yang besar dan sangat real di masyarakat terlebih berputar di kalangan pebisnis baik tingkat kakap sampai kali lima.
Namun gelar haji dan hajjah seharusnya menjadi pemantik keimanan bagi mereka yang selesai menuanaikan ibdaha haji. Bukti adalah pernanan penting yang mendukung semua gelar yang diberikan kepada meereka yang telah berhaji. Seharusnya ini menjadi bola salju kebaikan dan bola keimanan di masyarakat karena semakin banyak jumlah haji dan hajjah maka semakin banyak pula yang berinteraksi di masyarakat dengan gelarnya.
Setidaknya ada dua hal yang dapat diambil dari Gelar haji ini. Pertama niat dan tujuan dari haji, hendaknya menuanaikan haji hanya karena Allah semata. Hingga dapat memperoleh gelar haji yang sempurna. Gelar haji bukan hanya gelar saja, tapi jadikan sebagai benteng dalam kehidupan sehari-hari. Iman seseorang kadang naik dan turun, naik saat beribadah kepada Allah menjalankan perintahnya dan menjauhi segala larangannya. Turun jika banyak berbuat maksiat kepada Allah, semakin banyak melakukan hal yang dilarang maka semakin turun iman dan semakin jauh dari Allah. Selain menjadi benteng haji juga hendaknya dapat memberi banyak manfaat seiring status di amsyarakat bertamabah juga sebagai langkah untuk memperbaiki diri. Bukankah dalam hadits dikatakan "Balasan Haji yang mabrur tiada lain adalah Syurga. Kedua gelar haji hendaknya dijadikan sebagai hal yang positif motivasi untuk selalu memperbaiki diri dan sarana untuk evaluasi. Apakah mungkin seorang bergelar haji melakukan hal yang sia-sia, berbuat zhalim di masyarakat, sombong dan sejenisnya semua adalah langkah syetan untuk terus menggoda manusia tanpa melihat haji dan hajjah atau bukan. Motivasi dan doa adalah dua rangkaian yang saling terkait karen aitu gelar haji dan hajjah di masayarakat bukan hanya meningkatkan status strata di masyarakat melainkan gelar yang terus di bawa sampai mati. Wallahu'alamBisshowwab.